CERITA PENDEK " PERTEMUAN KITA " story by :Tika Angraini
Disuatu ruang yang sedikit berbau obat obatan dengan dinding berwarna putih bersih. Terdapat dua insan yang sedang
bercengkrama.
"Makannya lain kali kalau jalan itu lihat lihat, bukan malah ngelamun"
"Jatuhkan jadinya. Ini lagi kaki kamu jadi bengkak" Si laki-laki yang menolongnya tadi mengomel.
Walaupun dengan kata-kata yang terus keluar dari mulutnya, tangan si laki-laki tersebut tidak berhenti untuk terus
mengompres kaki Rani yang membengkak.
"Oh ya kalau boleh tau nama kamu siapa?"
"Nama aku Valora Rani Araceli"
"Kalo gitu aku panggil kamu Lora boleh?" Sambil mengarahkan pandangan kearah Valora. Valora pun hanya
menganggukkan kepala tanda setuju.
"Oh ya hampir lupa, kenalin nama aku Elvander Maska. Khusus kamu panggil aku Mas aja" Ucap Elvander dengan nada
yang sedikit menggoda Valora.
"Eh, ga usah aku panggil kamu aska aja ya" Kata Valora dengan pipi bersemu merah yang dapat menambahkan kesan
cantik dan manis secara bersamaan.
"Iya gapapa deh, lagipula ga ada yang manggil aku Aska. Jadi Aska itu panggilan kesayangan dari kamu kan?" Tanya
Elvander dengan menaik turunkan alisnya.
"Bercanda Lora.. "
"Nah ini sudah mendingan kakinya, kamu mau ke kelas apa kantin? "
"Udah istirahat sekarang? "Tanya Valora kepada Elvander
" Udah dari 2 menit lalu istirahatnya "
Valora pun langsung turun dari ranjang uks sesaat ketika Elvander berkata demikian. "Eh yaudah makasih ya udah bantu
ngompres kakiku, aku duluan ya," Ujar Valora sambil bergegas keluar uks. Valora pun berjalan ke lorong-lorong menuju
kantin dengan rasa yang bahagia bahkan Valora tidak teringat bahwa kakinya masih sedikit bengkak.
Saat dikantin Valora bertemu dengan teman temannya yang sedang mengantri makanan. Saat sampai di dekat
temannya, dia pun langsung menepuk punggung temannya dengn senyum yang tak henti luntur. Suara renyah dari tepukan
punggung tersebut disusul dengan teriakan yang keras.
"Rani..! " Disusul dengan tubuh yang menghadap kearah Valora.
"Aduh, maaf ga sengaja,maaf ya Ela" Ucap Valora dengan nada penyesalan. " Iya, gapapa"
"Ada apasih, baru datang udah mukul?. Udahlah nanti dilanjutkan obrolan dikelas aja-" Ucapan temannya yang belum
terselesaikan.
★
Setelah membeli dikantin, Valora dan teman temannya kembali ke kelas. Saat sampai dikelas pun, Valora didesak oleh
teman temannya untuk menjawab pertanyaan dari mereka.
"Tapi tadi aku di alpa ga sama guru?" Valora bertanya pada temannya, Ela dan Ivy.
"Kayaknya engga deh, soalnya tadi ada yang liat kamu ada di uks.. "
"Untung deh kalo ga di alpa"
"Udah gausah ngalihin perhatian, kamu tadi kenapa kok baru dateng malah langsung mukul punggung..? "
Tanya Ivy
"Tadi aku ketemu sama dia..." Valora berujar dengan dengan senyuman yang tak henti terpancar ketika menceritakan
kejadian yang baru ia alami
kagum gadis yang memiliki senyum manis dimatanya. Matanya tak
berkedip ketika memandang gadis tersebut.
"Valora ya, namanya cantik sama kaya orangnya cantik dan
manis..." Gumam laki-laki yang bernama Elvander.
Pandangannya teralihkan ketika dia mendengar teriakan dari temannya.
Dia pun langsung bergegas pergi dari kelas Valora sambil membawa
bola basket ditanganya.
Suara berisik akan tawa dan nyanyian memenuhi ruang kelas di pagi ini. Ditengah situasi yang bising tersebut, terdapat seorang gadis manis bermata bulat dengan aksen bulu mata yang lentik, bibir merah muda yang sehat dan kulit kuning langsat yang terawat dengan baik tenga fokus memandang kearah luar dengan senyum tipisnya. Dilain sisi terdapat seorang laki-laki yang tengah tertawa lebar dengan teman temannya. Mungkin jika tidak di jam pelajaran, akan banyak pasang mata yang menatapnya dengan kagum. Bagaimana tidak, laki-laki tersebut memiliki tinggi yang semampai dengan kulit coklat eksotisnya, lesung pipit samar dan mata yang akan menyipit ketika senyumannya terulas. Kalau kata para siswi disekolahnya, ' sungguh nikmat Tuhan mana yang kau dustakan.
★
" Rani, pr mu udah belum? "
Panggil seseorang sembari memukul mejanya, ia pun menatapnya dengan helaan nafas yang cukup
berat.
" Bisa ga sih kalau ngomong itu ga usah sambil mukul meja? " Tanya gadis yang bernama Rani
tersebut, sambil mengeluarkan bukunya.
" Hehe, sorry kebiasaan. Btw makasih yaa" Ucapnya sambil mengangkat buku lalu berlari ke arah tempat duduknya.
Gadis yang bernama Rani tersebut pun kembali mengalihkan pandangannya ke luar untuk melihat kembali sosok yang sejak tadi ia amati,
tetapi ternyata sosok tersebut sudah ia amati hilang entah kemana. Ia pun berfikir untuk mencari keluar hanya sebatas melihatnya sebentar saja.
"Ketua, izin ke toilet ! " Teriaknya
" Iyaa"
Rani pun melangkahkan kakinya keluar kearah kelas yang ia yakini adalah kelas laki-laki asing yang ia lihat tadi. Setelah melewati beberapa ruang kelas, akhirnya dia sampai di kelas laki-laki asing yang sedari tadi ia cari. Rani pun melihat sekitar dan tidak menemukan sosok yang ia cari. Ketika Rani hampir putus asa tidak menemukan sosok yang dicarinya, ia malah mendengar bahwa sosok yang dicarinya sedang berada di ruang guru. Akhirnya Rani pun berjalan kearah sana sambil bertanya tanya sedang apa dia disana. Setelah jauh menempuh, ia pun sampai di tempat yang dituju. Walaupun begitu, ia masih tidak menemukannya. Rani pun memutuskan untuk ke kelasnya dengan jalan yang memutar dari belakang kelas kelas melewati taman yang sepi. Ditaman ia tak sengaja menginjak sesuatu yang menyebabkannya jatuh.
"Aduh-" Keluhannya tak jadi ketika tak sengaja mendengar suara dari belakangnya.
"Eh, aduh kok bisa jatuh sih? "
"Kalo jalan tu lihat lihat bukannya malah ngelamun" Ucap seseorang sambil berjalan mendekat
dan menolongnya.
Mata Rani membulat ketika melihat sesosok yang menolongnya adalah orang yang ia cari cari.
Mata Rani tidak dapat teralihkan, mungkin jika ia tidak dapat mengontrol mulutnya, akan ada yang
menetes ketika melihat ciptaan tuhan yang ia kagumi.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Pada fase ini saya akan mencoba meninjau ulang keseluruhan materi dan membuat sebuah koneksi antar materi yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara